Jika memang masalah waliyyul amr itu termasuk khilafiyah ijtihadiyah dan bukan masalah ushul, tentunya penyikapan terhadap pemerintah antara salafi dan haraki akan sama..
Tapi pada kenyataannya, jauh berbeda. Orang-orang yang
suka ngomong politik, membicarakan kejelekan pemerintah, adalah mereka yang
berhujjah bahwa pemerintah bukan waliyyul amri syar'i.. Silakan dicek...
"Tapi kan ada 'ulama-nya?" Tuh yang di
Mesir..
Jadi begini, saya kasih tau.. Keberadaan sebuah
pendapat yang baru dalam sebuah masalah tidak otomatis menjadikan masalah
tersebut menjadi khilafiyah.. Ada yang disebut dengan zallatul 'aalim atau
ketergelinciran ulama..
Jika setiap pendapat atau fikroh ulama diakomodir
sebagai ijtihadiyah karena kebesaran namanya, maka tentu perbedaan kita dengan
asya'irah juga khilafiyah ijtihadiyah, karena banyak ulama besar yang terjatuh
dalam paham tersebut..
Begitu pula ulama yang tergelincir dalam masalah
qadar, dalam masalah iman, dalam nama dan sifat Allah.. padahal mereka ulama
besar.. Itu tidak menjadikan kekeliruan mereka diakomodir dan dimasukkan dalam
jajaran permasalahan khilafiyah ijtihadiyah..
So, hati-hati dengan tulisan yang terkesan bijak tapi
menjerumuskan.
Comments
Post a Comment